Jumat, 16 Desember 2011

Resensi Novel : Once Upon A Love

Judul : Once Upon A Love
Penulis : Aditia Yudis
Penerbit: GagasMedia
ISBN : 979-780-518-2
Tebal : 192 halaman

“Merindukanmu membuatku sempat lupa kenapa aku harus melupakanmu. Kau cinta yang bertepuk sebelah tangan. Kekasih yang tak pernah kumiliki. Kau memori yang seharusnya kusimpan dalam kotak dan kubuang jauh-jauh.”

Kalimat di atas adalah kalimat yang mewakili jiwa dari novel Once Upon A Love. Novel kedua karya Aditia Yudis yang bercerita tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan. Novel ini mengisahkan keteguhan Lolita yang jatuh cinta kepada Ferio, seorang yang dikenal oleh Lolita di sebuah komunitas menulis dan menjadi mentor serta senior bagi Lolita di komunitas tersebut. Ferio yang bersikap baik dan ramah kepada Lolita dengan memberikan arahan-arahan dan masukan atas tulisan-tulisan Lolita, mampu membuat perempuan itu jatuh hati kepada seniornya. Walaupun mereka belum pernah bertemu sama sekali dalam dunia nyata.

Pertemuan pertama antara Lolita dan Ferio terjadi di sebuah gathering nasional komunitas menulis yang mereka ikuti. Lolita menyangka pertemuannya akan berlangsung dengan indah, namun kenyataan yang didapatkannya adalah bahwa Ferio datang bersama perempuan lain, yaitu Drupadi yang merupakan sahabat perempuannya yang sangat dengan Ferio. Dimanapun ada Drupadi, disana pasti ada Ferio.

Hubungan yang sangat dekat antara Ferio dan Drupadi tidak membuat cinta Lolita kepada Ferio surut. Dengan semua perasaan yang dimilikinya kepada Ferio, Lolita menjadikannya sebagai ide novel miliknya dan menuangkannya semuanya disana.

Dua tahun berjalan semenjak pertemuan pertama dengan Ferio dan Drupadi, Lolita menerbitkan novel terbarunya yang berjudul Inspirasi, novel yang merupakan curahan isi hati Lolita kepada Ferio. Novel tersebut merupakan ungkapan cinta secara tidak langsung dari Lolita kepada Ferio. Walau dua tahun sudah berlalu sejak pertemuan pertama mereka, Lolita masih mencintai Ferio. Dia masih menjaga dengan baik perasaannya kepada lelaki itu.
Cinta yang awalnya dipertahankan oleh Lolita sedemikian tahun, dengan harapan waktu dapat membuat hati sang Ferio berpaling kepadanya. Namun Lolita harus mendapat kenyataan bahwa dahsyatnya Sang Waktu tidak dapat menggeser posisi Drupadi–perempuan yang menjadi sahabat serta orang yang paling disayang oleh Ferio–dari dalam hati lelaki pujaannya itu.

Setelah dua tahun lamanya, Lolita kembali bertemu dengan Ferio dan Drupadi dalam keadaan yang sangat berbeda dari pertemuan sebelumnya. Tidak ada lagi Ferio yang selalu menempel kepada Drupadi. Lolita yang awalnya percaya bahwa dia sangat mengenal Ferio menyadari bahwa sebenarnya dia sama sekali tidak mengenal Ferio. Ada kisah kelam yang dialami oleh Ferio dan hanya Drupadi yang mengetahui hal itu. Lolita juga tidak tahu sebelumnya bahwa Drupadi dan Ferio putus komunikasi selama hampir dua tahun. Lolita menyadari banyak hal yang tidak dia ketahui mengenai lelaki pujaannya itu.

Penggambaran kuat deskripsi suasana dan latar tempat yang Aditia Yudis buat dalam novel ini membuat pembaca tidak kesulitan untuk membayangkan isi cerita.

“Hujan sudah berhenti, tinggal tersisa rintik-rintik. Namun, awan-awan hitam itu belum sepenuhnya terusir pergi.”

Pilihan kata dan rangkaian kalimat yang penulis buat, semakin menambah nyaman suasana saat membaca novel ini, sehingga membuat novel ini sangat mengalir saat dibaca dan tidak membosankan. Penggambaran karakter tokoh yang kuat dan konsisten juga menjadi nilai lebih yang disajikan oleh penulis, yang menjadikan setiap karakter yang ada di dalam novel ini terasa sangat hidup.

Walau memiliki kekuatan deskripsi dan penggambaran tokoh yang kuat, novel ini masih memiliki celah. Ending cerita yang dibuat oleh Aditia Yudis sudah bisa ditebak sejak awal. Bahwa Lolita tidak akan mendapatkan cinta dari Ferio. Begitu pun dengan Ferio yang tidak bisa menjadikan Drupadi sebagai kekasihnya. Mereka bertiga hanya memeluk cintanya masing-masing tanpa saling memiliki.

Terlepas dari mudah ditebaknya ending yang dibuat, novel Once Upon A Love ini memiliki kekuatan cerita yang bagus dan mengalir. Sebuah kisah dari kegigihan seorang perempuan terhadap apa yang dia cintai dan kisah tentang teguh serta konsistennya seorang lelaki yang jatuh cinta kepada seseorang yang tidak akan pernah bisa dimiliki.

3 komentar:

  1. berapa bintang nih? baru kali ini aku baca review yg mengatakan buku ini bagus, hehe rata-rata hanya ngasih bintang satu atau dua. Salam kenal ya, pecinta romance juga? :)

    BalasHapus
  2. Kalau dikasih rating sih, aku bakal kasih 4 bintang di novel ini.
    Kalau dari segi cerita memang udah umum, tp di novel ini deskripsi tempat dan keadaannya kuat. Jadi nggak bosen ketika dibacanya. :)
    Yap, aku suka novel romance, walau kadang suka baca novel genre lain juga seperti Thriller, Fantasi dll

    BalasHapus