Jumat, 16 Desember 2011

Resensi Novel : Dunsa

Judul : Dunsa
Penulis : Vinca Callista
Penerbit: Atria
ISBN : 978-979-024-492-4
Tebal : 453 halaman

Bagaimana rasanya jika setelah hidup selama 17 tahun, dan tepat di hari ulang tahun ke-17 itu, kita dihadapkan kenyataan yang tidak pernah dibayangkan? Itulah yang dialami oleh Merphilia Dunsa, dia yang selama ini tinggal di sebuah tempat terpencil bersama bibinya, baru mengetahui asal usul dirinya yang sebenarnya di hari ulang tahunnya yang ke-17.

Dunsa adalah sebuah karya fiksi fantasi dari Vinca Callista. Novel yang bercerita seorang perempuan bernama Merphilia Dunsa yang tinggal bersama bibinya, Bruzila Bertin, di sebuah pedalaman hutan di daerah Tirai Banir yang berada dalam sebuah dunia yang bernama Prutopian. Di Prutopian terdapat empat Negeri Besar, yaitu Delmorania, Ciracindaga, Fatacetta dan Niraniscala, serta beberapa tempat lainnya yang tidak menjadi bagian dari empat negeri besar tersebut. Di Prutopian hidup berbagai jenis makhluk. Negeri Fatacetta merupakan negeri para peri yang disebut Fatta. Di bagian utara Prutopian, yaitu Kepulauan Borelis merupakan tempat terlarang, karena banyak monster yang tinggal disana, seperti Canisadin, Oro-Roku dan lainnya. Di Prutopian juga ada golongan Zauberei yang merupakan kelompok penyihir, mereka tinggal di Pegunungan Isaura. Dunsa sendiri tinggal di hutan Tirai Banir yang berada di dalam kekuasaan negeri Niraniscala.

Di hari ulang tahunnya yang ke-17. Merphilia Dunsa baru mengetahui asal usul dirinya yang sebenarnya. Dia adalah keturunan dari seorang wanita yang menamai dirinya Ratu Veruna–lebih dikenal dengan sebutan Ratu Merah–yang pernah memporak-porandakan negeri Niraniscala di masa lalu–saat terjadi Perang Merah antara Ratu Veruna dan negeri Niraniscala– dan berhasil membunuh Claresta Ardelazam yang merupakan Raja Niraniscala pada saat itu, yang juga ayah dari Dunsa. Ya, Dunsa adalah anak dari hubungan gelap antara Raja Claresta dan Ratu Merah yang bernama asli Megorgo Dunsa.

Di hari ulang tahunnya yang ke-17 juga, Dunsa diberitahu oleh Zeuberei bahwa Ratu Merah yang harusnya sudah mati saat terjadi Perang Merah, telah dibangkitkan kembali oleh sebuah sihir kuno yang dituliskan dikitab sihir kuno yang tidak diketahui keberadaannya dan tidak ada yang tahu siapa yang membangkitkan Ratu Merah. Zeuberei memberitahu Dunsa bahwa di kitab kuno tersebut disebutkan bahwa prajurit terpilih yang mampu membunuh Ratu Merah hanya orang yang berasal dari Ratu Veruna itu sediri, dengan kata lain adalah anaknya, yaitu Dunsa. Hanya dialah yang mampu membunuh kembali Ratu Merah yang merupakan ibunya. Dan dia diminta untuk tinggal di istana Naraniscala, untuk bergabung dengan Sena Naraniscala–tentara negeri Naraniscala.
Sejak hari itu, hidup Dunsa berubah total. Dia yang selama ini hidup hanya berdua dengan Bruzila di hutan Tirai Banir, kini harus tinggal di Istana Naraniscala, dimana hampir seluruh penghuni istana membencinya karena dirinya adalah keturunan Ratu Merah. Hanya Ratu Alanisador Ardelazam–penguasa Naraniscala saat ini–dan Pangeran Skandar Ardelazam–putra Maharaja Claresta Ardelazam–yang percaya dan memberi dukungan kepada Dunsa di awal kehadirannya di istana Naraniscala. Sejak itu Dunsa menjalani pertualangannya bersama Pangeran Claresta dan Jendral Adelarda untuk mencari cara untuk membunuh Ratu Merah.

Di novel ini Vinca Callista mengajak pembaca untuk menikmati liarnya imajinasinya. Dunsa bukan hanya novel yang bercerita tentang peperangan antara Ibu dan Anak saja. Dengan kekuatan deskripsi yang kuat, Vinca Callista membuat kita saat membaca mampu menerjemahkan suasana dan latar tempat di dalam cerita dengan baik. Novel ini pu mengkisahkan tentang cinta yang melebihi batas ‘darah’ dan persahabatan yang sangat kuat yang diperlihatkan oleh Bruzila Bertin. Twist-twist yang dihadirkan oleh Vinca Callista di setiap chapter, membuat pembaca selalu berdebar-debar. Kisah cinta segitiga antara Pangeran Claresta, Dunsa dan Putra Mahkota Wavilerma menjadi semacam bumbu-bumbu yang menambah cita rasa novel ini saat dibaca. Secara umum novel ini nyaris tidak ada celah kekurangannya. Novel yang wajib dibaca bagi pembaca yang sangat menggilai cerita fantasi dan pertualangan.

Peresensi : Danis Syamra
Id Twitter : @danissyamra
Email : da.nis_syamra@yahoo.com

2 komentar:

  1. Resensi2 buku ini bikin tambah penasaran banget! Kebeneran belum pernah baca fiksi fantasi dalam negeri :)

    BalasHapus
  2. Coba baca aja
    Kamu bakal nemuin sesuatu yg baru di setiap Bab nya.
    Ide yg dituangkan penulisnya di novel ini liar banget, sehingga twist yg dihadirkan nggak ngebuat bosen pas ngebacanya.
    Kalau di rating, aku kasih novel ini rating 4. :)

    BalasHapus